MAKALAH
Metodologi Pembelajaran PAI
Student
Center Learning
Dosen Pengampu : Dr. Akif Khilmiyah, M.Ag.
Disusun Oleh : Atika Ghassani Fitrianti (20140720020) I Hanum Zubaidah (20140720035) o Devita (20140720037)
Disusun Oleh : Atika Ghassani Fitrianti (20140720020) I Hanum Zubaidah (20140720035) o Devita (20140720037)
Program
Studi Pendidikan Agama Islam
Fakultas
Agama Islam
Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
2016
PENDAHULUAN
Pendidikan
saat ini merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam masyarakat, karena
pendidikan bermanfaat untuk kelangsungan dan proses kemajuan hidup manusia.
Melalui pendidikan manusia dapat mentransfer ilmu pengetahuan, nilai-nilai, ketrampilan,
serta teknologi kepada generasi penerusnya. Pendidikan pulalah yang menjamin
keberlangsungan kebudayaan dan peradaban manusia di muka bumi ini. Pendidikan
memiliki dua arti, yaitu pendidikan yang diartikan secara luas dimaknai bahwa
pendidikan adalah bagian dari kehidupan itu sendiri dan berlangsung sepanjang
hayat. Sedangkan pendidikan dalam arti sempit dimaknai sebagai pengajaran yang
diselenggarakan di sekolah.
Proses
pendidikan yang terjadi di sekolah pada umumnya masih menggunakan model
pembelajaran konvensional yaitu guru memegang posisi sentral sebagai sumber
belajar yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan pada siswa Guru sebagai
subjek pembawa nilai dan norma budaya menduduki posisi sentral dalam proses
pendidikan. Di Indonesia model pembelajaran yang digunakan bersifat
konvensional, yang menjadikan siswa sebagai objek bukan subjek. Model
pembelajaran ini menganggap semua siswa sama, padahal setiap individu memiliki
kemampuan berbeda-beda. Sistem pendidikan yang ada pada umumnya membatasi
setiap gerak ruang murid. Murid menerima semua ilmu pemberian guru, karena guru
merupakan sumber pengetahuan. Model pembelajaran seperti ini dalam dunia
pendidikan dikenal dengan istilah seragami-sasi, tanpa memperdulikan
potensi serta kebutuhan setiap siswa berbeda. Pendekatan pembelajaran yang
konvensional dimana guru sebagai seorang yang ahli menyampaikan ilmu
pengetahuan kepada muridnya seperti ini biasa disebut dengan Techer Centered
Learning.
Dalam perkembangannya pendekatan Teacher
Centered Learning (TCL) tidak lagi sesuai dengan yang terjadi pada
kehidupan nyata. Untuk beberapa kondisi kegiatan TCL memang sudah cukup baik,
akan tetapi ketika berhadapan dengan kondisi murid yang memiliki beragam
karakter yang berbeda-beda maka paradigma ini sudah tidak bijak diterapkan
lagi. Proses pembelajaran yang terjadi seharusnya me nggunakan
pendekatan konstruksivisme, dimana proses belajar menekankan bah-wa siswa dalam
proses pembelajaran harus bersikap aktif membangun penge-tahuan secara
individu, bukan hanya menerima begitu saja pengetahuan yan didapatkan.
Pendekatan pendidikan SCL (Stu-dent Centered Learning)
muncul sebagai alternative pendekatan pendidikan untuk menjawab permasalahan
ketidaksesuaian pendekatan TCL. SCL merupakan pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Dengan munculnya SCL ini berharap terjadi perubahan system
pendidikan khususnya Indonesia. Dengan pembelajaran yang berpusat dengan siswa
ini berharap siswa lebih aktif dalam mencari ataupun menggali pendidikan. Dan
juga dengan pembelajaran ini berharap siswa dapat menumbuhkan rasa percaya
diri, semangat, kerja sama dan optimis dalam menghadapi pedidikan masa
mendatang.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Student Center Learning
Berikut
beberapa pengertian Student Center Learning menurut pendapat beberapa ahli, yaitu:
1.
Rogers (1983), SCL merupakan hasil dari transisi
perpidahan kekuatan dalam proses pembelajaran, dari kekuatan guru sebagai pakar
menjadi kekuatan siswa sebagai pembelajar. Perubahan ini terjadi setelah banyak
harapan untuk memodifikasi atmosfer pembelajaran yang menyebabkan siswa menjadi
pasif, bosan dan resisten.
2.
Kember (1997),SCL merupakan sebuah kutub proses
pembelajaran yang menekankan siswa
sebagai pembangun pengetahuan sedangkan kutub yang lain adalah guru sebagai
agen yang memberikan pengetahuan.
3.
Harden dan Crosby (2000), SCL menekankan pada siswa
sebagai pembelajar dan apa yang dilakukan siswa untuk sukses dalam belajar
dibanding dengan apa yang dilakukan oleh guru.
Dari berbagai definisi
tersebut dapat dipahami bahwa Student Centered Learning (SCL) adalah
suatu model pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari
proses belajar.
B. Karakteristik Pembelajaran
Berbasis Student Centered
Learning
Beberapa karakteristik
dari pembelajaran berbasis Student Centered Learning (SCL) yang
menyangkut aspek dari pengajar, siswa, materi dan teknik penyampainnya, yaitu:
1.
Pengajar berperan sebagai penunjang, dalam hal ini
bertugas sebagai perantara pembelajaran yang membantu mengarahkan siswa,dan
apabila perlu ikut dalam membantu siswa dalam mengembangkan materi yang ada.
2.
Pengajar berwawasan luas dan bersifat terbuka terhadap
masukan maupun kritikan yang membangun bagi siswanya.
3.
Pengajar menggunakan cara penyampaian materi yang
dianggap sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa, dalam hal ini tidak menutup
kemungkinan seorang pengajar menggunakan cara pengajaran yang berbeda untuk
setiap kelas.
4.
Siswa merupakan tokoh utama pembelajaran yang memiliki
wewenang untuk menentukan apa saja yang akan dipelajari terkait dengan materi
yang ada termasuk cara penyampaiannya.
5.
Siswa merupakan tokoh yang aktif pada proses
pembelajaran yang senantiasa memberikan gagasan, baik saran dan kritik. Mereka
bukan hanya menerima materi dari pengajar melainkan juga ikut serta dalam merumuskan, mengembangkan dan memproses
materi pembelajaran.
6.
Siswa mampu untuk mengembangkan materi belajar secara
mandiri, dimana saja, kapan saja, bukan hanya di kelas atau di tempat pengajar
berada.
7.
Siswa mampu merumuskan harapan mereka terhadap proses
pembelajaran dan mengukur kinerja mereka sendiri.
8.
Siswa saling berkolaborasi satu sama lain.
9.
Siswa memantau
pembelajarannya sendiri,sehingga mampu untuk merumuskan strategi
pembelajaran yang tepat untuk mencapai hasil yang optimal.Siswa termotivasi
untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkannya sendiri.
10.
Siswa memilih anggota kelompoknya sendiri dan
menemukan bagaimana cara bekerja dalam kelompok tersebut.
11.
Materi pembelajaran bersifat sebagai arahan bukan
patokan pembelajaran, sehingga pengajar dan siswa tidak hanya terpaku pada
materi yang ada, namun kreatif untuk mengembangkannya secara berkelanjutan.
12.
Pembelajaran adalah proses pencarian ilmu pengetahuan
secara aktif atau proses perumusan ilmu bukan proses penangkapan ilmu semata.
13.
Siswa membangun pengetahuannya sendiri melalui proses
pembelajaran pribadi yang dilaluinya. Hubungan timbal balik antara siswa dengan
komponen-komponen lain penyusun proses pembelajaran yang tercipta pada beberapa
aktivitas, seperti skilled instructor, online curiculum, online asessment,
communities, optimal textbook, projek and case studies, instruction multimedia,
simulation, remote lab, handon skill exams, handon lab.
14.
Menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya
siswa berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menemukan dan
menggali sendiri materi pelajaran.
15.
Siswa yang mendominasi pembelajaran, sedangkan guru
hanya sebagai fasilitator (mitra pembelajaran).
16.
Siswa belajar melalui kegiatan kelompok,seperti
kegiatan kelompok, berdiskusi, saling menerima dan memberi.
17.
Tujuan akhir dari proses pembelajran adalah kepuasan
diri.
18.
Siswa ikut bertanggung jawab dalam proses
pembelajaran.
19.
Siswa belajar bagaimana belajar secara mandiri. Siswa
secara aktif mencari pengetahuan dan melakukan konstruksi dan pemahaman
terhadap materi pembelajaran.
C. Hakikat Masalah Dalam
Pembelajaran Berbasis Student
Centered Learning
Antara model
pembelajaran konvensional dan model pembelajaran berbasis Student Centered
Learning terdapat perbedaan. Perbedaan tersebut terletak pada kegiatan
pembelajaran yang dilakukan. Kegiatan pembelajaran pada model pembelajaran
konvensional adalah guru yang mendominasi kegiatan pembelajaran sedangkan siswa
bersifat pasif, siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai
penerima informasi secar pasif. Tujuan akhir dari kegiatan pembelajaran
adalah mengharapkan nilai atau angka.
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan pembelajaran konvensional adalah
keberhasilan pembelajaran biasanya hanya diukur dari tes.
Kemudian kegiatan
pembelajaran pada model pembelajaran berbasis Student Centered Learning
adalah siswa yang mendominasi kegiatan pembelajaran, dalam hal ini siswa
yang lebih aktif dalam melakukan proses pembelajaran sedangkan guru hanya
sebagai fasilitator, siswa ditempatkan sebagai subjek belajar yang berperan
dalam menemukan dan menggali sendiri materi pelajaran. Tujuan akhir kegiatan
pembelajaran berbasis Student Centered Learning adalah mengharapkan
kepuasan diri. Tujuan yang ingin dicapai adalah seluruh aspek perkembangan
siswa, dengan demikian keberhasilan pembelajaran diukur melalui berbagai cara,
misalnya dengan evaluasi proses, hasil karya siswa, penampilan, rekaman,
observasi, wawancara, dan lain-lain. Kemudian mendorong siswa untuk terlibat
secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku.
Hakikat masalah dalam
pembelajaran berbasis student center learning adalah adanya problematika
pendidikan yang terjadi di Indonesia salah satunya adalah terdapatnya
kesenjangan yang cukup besar antara pengetahuan yang dimiliki para siswa dengan
sikap dan perilakunya. Seperti banyak siswa yang tahu/hafal materi pelajaran, tetapi
tidak mampu mengaplikasikan pengetahuannya tersebut bagi peningkatan kualitas
kehidupannya. Jadi, pengetahuan menjadi sesuatu yang hanya dihafal saja, tapi
tidak berpengaruh dalam kehidupannya dan
pengetahuan hanya mampir sebentar dan kemudian menguap begitu saja, seolah
tidak berbekas dalam kehidupan siswa. Untuk menciptakan tujuan pembelajaran
yang diharapkan maka dilakukan inovasi (perubahan) baru yaitu dengan cara
mengaktifkan siswa, maksudnya siswa lebih aktif aktivitas belajarnya dalam pembelajaran, sedangkan guru hanya sebagai
fasilitator dan mengarahkan saja.
D. Tahapan-Tahapan Pembelajaran Berbasis Student Centered
Learning
1. Tahap Pra
Instruksional
Tahap Pra Instruksional merupakan tahapan yang
ditempuh guru pada saat guru memulai proses pembelajaran. Langkah-langkah pada
tahap ini, yaitu:
a) Guru mengucapkan salam
b) Guru dan siswa bersama-sama membaca surat pendek
c) Guru menanyakan keadaan siswa dan mencatat kehadiran
siswa
d) Guru melakukan apersepsi dan motivasi
e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasai dan pelajaran yang telah
dipelajari sebelumnya
- Tahap Instruksional
Tahap Instruksional merupakan tahapan
pengajaran/tahapan inti, yakni tahapan memberikan bahan pembelajaran yang telah
disusun guru pada hari sebelumnya. Langkah-langkah pada tahapan ini, yaitu:
a) Guru menuliskan tujuan pembelajaran
b) Guru
mencatatkan atau menjelaskan pokok materi yang akan dipelajari
c) Guru menjelaskan kegiatan belajar yang akan dilakukan
siswa
d) Guru menggunakan alat bantu
e) Guru
menggunakan contoh-contoh yang konkret
f) Guru memberikan
penguatan
- Tahap Evaluasi
Tahap Evaluasi merupakan tahapan penilaian dalam
kegiatan pembelajaran. Tujuannya adalah untuk mengetahui tindakan keberhasilan
tahapan kedua (instruksional).
a) Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran
b) Guru memberikan tes formartif
c) Guru menjelaskan dan memberitahu materi yang akan
dipelajari berikutnya.
d) Guru menutup pembelajaran dengan membaca Hamdalah dan
Salam.
Ketiga tahap
pembelajaran di atas, merupakan satu rangkaian kegiatan yang terpadu, tidak
dipisahkan satu sama lain. Guru dituntut untuk mampu dan dapat mengatur waktu
dan kegiatan secara fleksibel, sehingga ketiga rangkaian tersebut diterima oleh
peserta didik secara utuh. Di sinilah letak keterampilan guru dalam
melaksanakan strategi mengajar.
E. Kelebihan dan Kekurangan Student Center Learning
Adapun
beberapa kelebihan dari pembelajaran Student Center Learning:
1. Akan mampu mendukung upaya kearah pembelajaran yang efektif dan efisien.
2. Peserta didik dapat merasakan bahwa pembelajaran menjadi miliknya
sendiri, karena diberi kesempatan yang luas untuk berpartisipasi.
3. Peserta didik memiliki motivasi yang kuat mengikuti kegiatan
pembelajaran.
4. Tumbuhnya suasana demokratis dalam pembelajaran, sehingga terjadi dialog
dan diskusi untuk saling belajar-membelajarkan diantara siswa.
5. Menambah wawasan pikiran dan pengetahuan bagi guru karena sesuatu yang
dialami dan disampaikan bisa saja belum diketahui sebelumnya oleh guru.
Kelemahan dari pembelajaran Student
Center Learning :
1. Guru dituntut untuk mencari ataupun menggunakan metode yang berbasis SCL
yang menjadikan siswa berperan aktif.
2. Untuk mahasiswa dalam jumlah besar sulit untuk diimplementasikan
3. Ada kemungkinan untuk menggunakan waktu yang lebih banyak
4. Belum tentu efektif untuk seluruh kurikulum
5. Belum tentu sesuai untuk mahasiswa yang tak terbiasa aktif,
mandiri, dan demokratis.
PENUTUP
Kesimpulan
Student Center Learning
adalah suatu model pembelajaran yang menempatkan peserta
didik sebagai pusat dari proses belajar. Karakteristik dari model pembelajaran Student
Centered Learning (SCL) yang dilihat dari aspek dari pengajar
yaitu salah satunya pengajar berperan sebagai penunjang, dalam hal ini bertugas
sebagai perantara pembelajaran yang membantu mengarahkan siswa,dan apabila
perlu ikut dalam membantu siswa dalam mengembangkan materi yang ada. Dan untuk
aspek siswa, salah satunya siswa merupakan tokoh utama pembelajaran yang memiliki
wewenang untuk menentukan apa saja yang akan dipelajari terkait dengan materi
yang ada termasuk cara penyampaiannya. Adapun tahap-tahapan dari pembelajaran
Student Center Learning yaitu tahap Pra Intruksioal, tahap Intruksional dan
tahap Evaluasi. Kelebihan dari model pembelajaran Student Center Learning
adalah salah satunya dimana pembelajaran ini adalah Peserta didik dapat merasakan bahwa pembelajaran
menjadi miliknya sendiri, karena diberi kesempatan yang luas untuk
berpartisipasi. Dan juga kelemahan dari pembelajaran ini dimana guru harus
dapat mencari atapun menggunakan metode yang berbasis SCL yang menjadikan siswa
menjadi aktif.
Daftar Pustaka
Reza Rindy Antika, “Proses Pembelajaran Berbasis Student
Centered Learning (Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Pertama Islam Baitul
‘Izzah, Nganjuk”. BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 263
Zulvia Trinova, “Pembelajaran
Berbasis Student-Centered Learning
Pada Materi Pendidikan Agama Islam”.Jurnal Al-Ta’lim, Jilid 1, Nomor 4 Februari 2013, hlm. 324-335.
Ridwan Abdullah Sani
(2014). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar