Jumat, 13 Mei 2016

Student Center Learning



MAKALAH
Metodologi Pembelajaran PAI
Student Center Learning


Dosen Pengampu : Dr. Akif Khilmiyah, M.Ag.
Disusun Oleh       : Atika Ghassani Fitrianti      (20140720020)                 I                                Hanum Zubaidah                  (20140720035)                 o                                Devita                                       (20140720037)


Program Studi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2016
PENDAHULUAN

Pendidikan saat ini merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam masyarakat, karena pendidikan bermanfaat untuk kelangsungan dan proses kemajuan hidup manusia. Melalui pendidikan manusia dapat mentransfer ilmu pengetahuan, nilai-nilai, ketrampilan, serta teknologi kepada generasi penerusnya. Pendidikan pulalah yang menjamin keberlangsungan kebudayaan dan peradaban manusia di muka bumi ini. Pendidikan memiliki dua arti, yaitu pendidikan yang diartikan secara luas dimaknai bahwa pendidikan adalah bagian dari kehidupan itu sendiri dan berlangsung sepanjang hayat. Sedangkan pendidikan dalam arti sempit dimaknai sebagai pengajaran yang diselenggarakan di sekolah.

Proses pendidikan yang terjadi di sekolah pada umumnya masih menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu guru memegang posisi sentral sebagai sumber belajar yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan pada siswa Guru sebagai subjek pembawa nilai dan norma budaya menduduki posisi sentral dalam proses pendidikan. Di Indonesia model pembelajaran yang digunakan bersifat konvensional, yang menjadikan siswa sebagai objek bukan subjek. Model pembelajaran ini menganggap semua siswa sama, padahal setiap individu memiliki kemampuan berbeda-beda. Sistem pendidikan yang ada pada umumnya membatasi setiap gerak ruang murid. Murid menerima semua ilmu pemberian guru, karena guru merupakan sumber pengetahuan. Model pembelajaran seperti ini dalam dunia pendidikan dikenal dengan istilah seragami-sasi, tanpa memperdulikan potensi serta kebutuhan setiap siswa berbeda. Pendekatan pembelajaran yang konvensional dimana guru sebagai seorang yang ahli menyampaikan ilmu pengetahuan kepada muridnya seperti ini biasa disebut dengan Techer Centered Learning.

Dalam perkembangannya pendekatan Teacher Centered Learning (TCL) tidak lagi sesuai dengan yang terjadi pada kehidupan nyata. Untuk beberapa kondisi kegiatan TCL memang sudah cukup baik, akan tetapi ketika berhadapan dengan kondisi murid yang memiliki beragam karakter yang berbeda-beda maka paradigma ini sudah tidak bijak diterapkan lagi. Proses pembelajaran yang terjadi seharusnya me nggunakan pendekatan konstruksivisme, dimana proses belajar menekankan bah-wa siswa dalam proses pembelajaran harus bersikap aktif membangun penge-tahuan secara individu, bukan hanya menerima begitu saja pengetahuan yan didapatkan.

Pendekatan pendidikan SCL (Stu-dent Centered Learning) muncul sebagai alternative pendekatan pendidikan untuk menjawab permasalahan ketidaksesuaian pendekatan TCL. SCL merupakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dengan munculnya SCL ini berharap terjadi perubahan system pendidikan khususnya Indonesia. Dengan pembelajaran yang berpusat dengan siswa ini berharap siswa lebih aktif dalam mencari ataupun menggali pendidikan. Dan juga dengan pembelajaran ini berharap siswa dapat menumbuhkan rasa percaya diri, semangat, kerja sama dan optimis dalam menghadapi pedidikan masa mendatang.

PEMBAHASAN
A.  Pengertian Student Center Learning
Berikut beberapa pengertian Student Center Learning menurut  pendapat beberapa ahli, yaitu:
1.    Rogers (1983), SCL merupakan hasil dari transisi perpidahan kekuatan dalam proses pembelajaran, dari kekuatan guru sebagai pakar menjadi kekuatan siswa sebagai pembelajar. Perubahan ini terjadi setelah banyak harapan untuk memodifikasi atmosfer pembelajaran yang menyebabkan siswa menjadi pasif, bosan dan resisten.
2.    Kember (1997),SCL merupakan sebuah kutub proses pembelajaran yang  menekankan siswa sebagai pembangun pengetahuan sedangkan kutub yang lain adalah guru sebagai agen yang memberikan pengetahuan.
3.    Harden dan Crosby (2000), SCL menekankan pada siswa sebagai pembelajar dan apa yang dilakukan siswa untuk sukses dalam belajar dibanding dengan apa yang dilakukan oleh guru.
Dari berbagai definisi tersebut dapat dipahami bahwa Student Centered Learning (SCL) adalah suatu model pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses belajar.

B.  Karakteristik  Pembelajaran  Berbasis  Student  Centered  Learning
Beberapa karakteristik dari pembelajaran berbasis Student Centered Learning (SCL) yang menyangkut aspek dari pengajar, siswa, materi dan teknik penyampainnya, yaitu:
1.    Pengajar berperan sebagai penunjang, dalam hal ini bertugas sebagai perantara pembelajaran yang membantu mengarahkan siswa,dan apabila perlu ikut dalam membantu siswa dalam mengembangkan materi yang ada.
2.    Pengajar berwawasan luas dan bersifat terbuka terhadap masukan maupun kritikan yang membangun bagi siswanya.
3.    Pengajar menggunakan cara penyampaian materi yang dianggap sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa, dalam hal ini tidak menutup kemungkinan seorang pengajar menggunakan cara pengajaran yang berbeda untuk setiap kelas.
4.    Siswa merupakan tokoh utama pembelajaran yang memiliki wewenang untuk menentukan apa saja yang akan dipelajari terkait dengan materi yang ada termasuk cara penyampaiannya.
5.    Siswa merupakan tokoh yang aktif pada proses pembelajaran yang senantiasa memberikan gagasan, baik saran dan kritik. Mereka bukan hanya menerima materi dari pengajar melainkan juga ikut serta dalam  merumuskan, mengembangkan dan memproses materi pembelajaran.
6.    Siswa mampu untuk mengembangkan materi belajar secara mandiri, dimana saja, kapan saja, bukan hanya di kelas atau di tempat pengajar berada.
7.    Siswa mampu merumuskan harapan mereka terhadap proses pembelajaran dan mengukur kinerja mereka sendiri.
8.    Siswa saling berkolaborasi satu sama lain.
9.    Siswa memantau  pembelajarannya sendiri,sehingga mampu untuk merumuskan strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai hasil yang optimal.Siswa termotivasi untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkannya sendiri.
10.    Siswa memilih anggota kelompoknya sendiri dan menemukan bagaimana cara bekerja dalam kelompok tersebut.
11.    Materi pembelajaran bersifat sebagai arahan bukan patokan pembelajaran, sehingga pengajar dan siswa tidak hanya terpaku pada materi yang ada, namun kreatif untuk mengembangkannya secara berkelanjutan.
12.    Pembelajaran adalah proses pencarian ilmu pengetahuan secara aktif atau proses perumusan ilmu bukan proses penangkapan ilmu semata.
13.    Siswa membangun pengetahuannya sendiri melalui proses pembelajaran pribadi yang dilaluinya. Hubungan timbal balik antara siswa dengan komponen-komponen lain penyusun proses pembelajaran yang tercipta pada beberapa aktivitas, seperti skilled instructor, online curiculum, online asessment, communities, optimal textbook, projek and case studies, instruction multimedia, simulation, remote lab, handon skill exams, handon lab.
14.    Menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menemukan dan menggali sendiri materi pelajaran.
15.    Siswa yang mendominasi pembelajaran, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator (mitra pembelajaran).
16.    Siswa belajar melalui kegiatan kelompok,seperti kegiatan kelompok, berdiskusi, saling menerima dan memberi.
17.    Tujuan akhir dari proses pembelajran adalah kepuasan diri.
18.    Siswa ikut bertanggung jawab dalam proses pembelajaran.
19.    Siswa belajar bagaimana belajar secara mandiri. Siswa secara aktif mencari pengetahuan dan melakukan konstruksi dan pemahaman terhadap materi pembelajaran.

C.  Hakikat  Masalah Dalam  Pembelajaran  Berbasis Student Centered Learning
Antara model pembelajaran konvensional dan model pembelajaran berbasis Student Centered Learning terdapat perbedaan. Perbedaan tersebut terletak pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Kegiatan pembelajaran pada model pembelajaran konvensional adalah guru yang mendominasi kegiatan pembelajaran sedangkan siswa bersifat pasif, siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secar pasif. Tujuan akhir dari kegiatan pembelajaran adalah  mengharapkan nilai atau angka. Adapun tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan pembelajaran konvensional adalah keberhasilan pembelajaran biasanya hanya diukur dari tes.

Kemudian kegiatan pembelajaran pada model pembelajaran berbasis Student Centered Learning adalah siswa yang mendominasi kegiatan pembelajaran, dalam hal ini siswa yang lebih aktif dalam melakukan proses pembelajaran sedangkan guru hanya sebagai fasilitator, siswa ditempatkan sebagai subjek belajar yang berperan dalam menemukan dan menggali sendiri materi pelajaran. Tujuan akhir kegiatan pembelajaran berbasis Student Centered Learning adalah mengharapkan kepuasan diri. Tujuan yang ingin dicapai adalah seluruh aspek perkembangan siswa, dengan demikian keberhasilan pembelajaran diukur melalui berbagai cara, misalnya dengan evaluasi proses, hasil karya siswa, penampilan, rekaman, observasi, wawancara, dan lain-lain. Kemudian mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku. 

Hakikat masalah dalam pembelajaran berbasis student center learning adalah adanya problematika pendidikan yang terjadi di Indonesia salah satunya adalah terdapatnya kesenjangan yang cukup besar antara pengetahuan yang dimiliki para siswa dengan sikap dan perilakunya. Seperti banyak siswa yang tahu/hafal materi pelajaran, tetapi tidak mampu mengaplikasikan pengetahuannya tersebut bagi peningkatan kualitas kehidupannya. Jadi, pengetahuan menjadi sesuatu yang hanya dihafal saja, tapi tidak berpengaruh dalam  kehidupannya dan pengetahuan hanya mampir sebentar dan kemudian menguap begitu saja, seolah tidak berbekas dalam kehidupan siswa. Untuk menciptakan tujuan pembelajaran yang diharapkan maka dilakukan inovasi (perubahan) baru yaitu dengan cara mengaktifkan siswa, maksudnya siswa lebih aktif aktivitas belajarnya dalam  pembelajaran, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan mengarahkan saja.

D.  Tahapan-Tahapan  Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning
1.      Tahap Pra Instruksional
Tahap Pra Instruksional merupakan tahapan yang ditempuh guru pada saat guru memulai proses pembelajaran. Langkah-langkah pada tahap ini, yaitu:
a)    Guru mengucapkan salam
b)   Guru dan siswa bersama-sama membaca surat pendek
c)    Guru menanyakan keadaan siswa dan mencatat kehadiran siswa
d)   Guru melakukan apersepsi dan motivasi
e)    Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasai dan pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya

  1. Tahap Instruksional
Tahap Instruksional merupakan tahapan pengajaran/tahapan inti, yakni tahapan memberikan bahan pembelajaran yang telah disusun guru pada hari sebelumnya. Langkah-langkah pada tahapan ini, yaitu:
a)    Guru menuliskan tujuan pembelajaran
b)    Guru mencatatkan atau menjelaskan pokok materi yang akan dipelajari
c)    Guru menjelaskan kegiatan belajar yang akan dilakukan siswa
d)   Guru menggunakan alat bantu
e)     Guru menggunakan contoh-contoh yang konkret
f)     Guru memberikan penguatan

  1. Tahap Evaluasi
Tahap Evaluasi merupakan tahapan penilaian dalam kegiatan pembelajaran. Tujuannya adalah untuk mengetahui tindakan keberhasilan tahapan kedua (instruksional).
a)    Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran
b)   Guru memberikan tes formartif
c)    Guru menjelaskan dan memberitahu materi yang akan dipelajari berikutnya.
d)   Guru menutup pembelajaran dengan membaca Hamdalah dan Salam.

Ketiga tahap pembelajaran di atas, merupakan satu rangkaian kegiatan yang terpadu, tidak dipisahkan satu sama lain. Guru dituntut untuk mampu dan dapat mengatur waktu dan kegiatan secara fleksibel, sehingga ketiga rangkaian tersebut diterima oleh peserta didik secara utuh. Di sinilah letak keterampilan guru dalam melaksanakan strategi mengajar.

E.  Kelebihan dan Kekurangan Student Center Learning
Adapun beberapa kelebihan dari pembelajaran Student Center Learning:
1.      Akan mampu mendukung upaya kearah pembelajaran yang efektif dan efisien.
2.      Peserta didik dapat merasakan bahwa pembelajaran menjadi miliknya sendiri, karena diberi kesempatan yang luas untuk berpartisipasi.
3.      Peserta didik memiliki motivasi yang kuat mengikuti kegiatan pembelajaran.
4.      Tumbuhnya suasana demokratis dalam pembelajaran, sehingga terjadi dialog dan diskusi untuk saling belajar-membelajarkan diantara siswa.
5.      Menambah wawasan pikiran dan pengetahuan bagi guru karena sesuatu yang dialami dan disampaikan bisa saja belum diketahui sebelumnya oleh guru.

Kelemahan dari pembelajaran Student Center Learning :
1.      Guru dituntut untuk mencari ataupun menggunakan metode yang berbasis SCL yang menjadikan siswa berperan aktif.
2.      Untuk mahasiswa dalam jumlah besar sulit untuk diimplementasikan
3.      Ada kemungkinan untuk menggunakan waktu yang lebih banyak
4.      Belum tentu efektif untuk seluruh kurikulum
5.      Belum tentu sesuai untuk mahasiswa yang tak terbiasa aktif, mandiri, dan demokratis.






PENUTUP
Kesimpulan
Student Center Learning adalah suatu model pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses belajar. Karakteristik dari model pembelajaran Student Centered Learning (SCL) yang dilihat dari aspek dari pengajar yaitu salah satunya pengajar berperan sebagai penunjang, dalam hal ini bertugas sebagai perantara pembelajaran yang membantu mengarahkan siswa,dan apabila perlu ikut dalam membantu siswa dalam mengembangkan materi yang ada. Dan untuk aspek siswa, salah satunya siswa merupakan tokoh utama pembelajaran yang memiliki wewenang untuk menentukan apa saja yang akan dipelajari terkait dengan materi yang ada termasuk cara penyampaiannya. Adapun tahap-tahapan dari pembelajaran Student Center Learning yaitu tahap Pra Intruksioal, tahap Intruksional dan tahap Evaluasi. Kelebihan dari model pembelajaran Student Center Learning adalah salah satunya dimana pembelajaran ini adalah Peserta didik dapat merasakan bahwa pembelajaran menjadi miliknya sendiri, karena diberi kesempatan yang luas untuk berpartisipasi. Dan juga kelemahan dari pembelajaran ini dimana guru harus dapat mencari atapun menggunakan metode yang berbasis SCL yang menjadikan siswa menjadi aktif.








Daftar Pustaka

Reza Rindy Antika, “Proses Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning (Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Pertama Islam Baitul ‘Izzah, Nganjuk”. BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 263

Zulvia Trinova, Pembelajaran Berbasis Student-Centered Learning
Pada Materi Pendidikan Agama Islam”.Jurnal Al-Ta’lim, Jilid 1, Nomor 4 Februari 2013, hlm. 324-335.
Ridwan Abdullah Sani (2014). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar