Jumat, 06 Mei 2016

Pengaruh Tayangan Televisi Terhadap Perkembangan Moral Anak



Pengaruh Tayangan Televisi Terhadap Perkembangan Moral Anak
            Media massa memiliki peran vital dalam memberikan berbagai macam informasi dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan era modern ini memajukan dunia pertelevisian dengan begitu pesat, bukan hanya acara berita saja yang ditawarkan, bahkan sekarang acara hiburan yang menjadi objek utamanya. Namun sayangnya lembaga pertelevisian kurang mencermati atau memfilter tontonan yang mereka sajikan, sudah kita ketahui bahwa segala umur dapat menyaksikan tontonan televisi sekarang ini, tidak ada batasan dari umur berapa yang bisa menikmati tontonan tersebut.

Dewasa ini dengan berbagai acara yang ditayangkan mulai dari infotainment, entertainment, iklan, sampai pada sinetron-sinetrom dan film-film yang berbau kekerasan, televisi mampu membius pemirsanya (anak-anak, remaja dan orang tua). Hal seperti ini akan berdampak buruk terhadap moral terutama pada anak-anak yang belum bisa sepenuhnya memfilter sikap positif dan negatif yang disuguhkan acara televisi yang mayoritasnya untuk konsumsi para remaja, dewasa dan orang tua.
Dari gambaran proses peniruan terhadap acara yang ditayangkan oleh televisi (tv act), dapat diketahui bahwa peniruan terhadap perilaku yang ada ditelevisi dapat diperkuat dengan pengaruh lingkungan dimana si anak tinggal. Maka bila diperhatikan secara seksama, bagaimana media televisi dapat sangat mempengaruhi perilaku anak dalam mengikuti setiap adegan yang ditayangkan oleh media tersebut dapat membahayakan si anak bila orang tua kurang memperhatikan kegiatan dalam menonton televisi. (Desti, 2005, p. 5)

            Kondisi minat baca orang Indonesia seperti yang terdapat dalam data di Badan Pusat Statistik (BPS, 2009), bahwa masyarakat Indonesia belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama mendapatkan informasi. Orang lebih memilih menonton TV dalam usia 10 tahun ke atas (90,27%) dan atau mendengarkan radio (23,50%) ketimbang membaca surat kabar atau majalah (18,94%). (Dewi, 2012, p. 2)

            Displacement hypothesis. The displacement hypothesis says that television may impair the growth of reading skills by displacing outof-school activities that otherwise might facilitate the development of reading skills. These worthwhile pursuits may be displaced both in quantity and in quality (Gaddy, 1986). When the time given to television viewing directly displaces the amount of time spent on other activities, it is a matter of quantitative displacement. Qualitative displacement occurs when the performance of an activity is less effective because
it is performed while watching television. (Voort)
           
            Dari ketiga jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa dampak negatif televisi lebih banyak dibandingkan dengan dampak positifnya. Seperti dapat mempola tindakan atau perilaku kasar atau bahkan ponografi yang mudah dicontoh anak-anak, jika sudah begitu otomatis dapat mempengaruhi segal bentuk moral anak menjadi tidak sesuai norma dan nilai yang ada di Indonesia. Kemudian selain dampak terhadap moral anak juga berdampak terhadap minat membaca, dalam hal ini tidak untuk anak-anak saja namun orang dewasa juga termasuk kedalam dampak yang satu ini, masyarakat Indonesia menjadi kurang tertarik dalam membaca, mereka lebih memilih menonton berita melalui televise dibandingkan dengan membaca, hal ini akan berakibat lebih buruk jika sejk anak-anak mereka sudah dibiasakan dengan sajian tontonan yang memudahkan mereka sehingga kedepannya dapat diprediksi bahwa generasi seperti ini akan lebih malas lagi untuk membaca.  



R.S. Dewi. (2012). REPRESENTATION OF COMMUNICATION BETWEEN CULTURES AND MORAL MESSAGES IN ANIMATION FILM (Study Analysis Of Animation Film "Upin Ipin" In Mnc Tv). Jurnal Komunikasi Pembangunan

Sri Desti. (2005). DAMPAK TAYANGAN FILM DI TELEVISI TERHADAP PERILAKU ANAK. Jurnal Komunikologi

Johannes W. J. Beentjes and Tom H. A. Van der Voort. Vol. 23, No. 4  Television's Impact on Children's Reading Skills: A Review of Research. Published by: International Reading Association


Tidak ada komentar:

Posting Komentar